Pantai Manggar, 4 Apr 2019
Dipesisir pantai ini, aku sedang berjalan. Ditemani seseorang yang sedari tadi membuatku canggung dan tidak tahu harus memulai pembicaraan dari mana. Lalu, dia tiba-tiba berkata, “Semoga perasaan ku terhadapnya dapat tersampaikan deh”
“Hah?kamu suka siapa memangnya?”
Lalu dia tertawa sebelum menjawab pertanyaan ku “ya kamu lah”
“Hah?kok aku?kenapa?”, lalu dia tertawa lagi dan membuatku beranggapan bahwa ini hanya candaan
“Kamu itu kayak penjual keong aja daritadi hah hah mulu sih jadi gemes”, katanya sambil mencubit pipiku
“Ya aku kaget dan heran saja tiba-tiba kamu bilang kayak gitu”
“Suka itu kan hak setiap manusia jadi ya wajar saja kalau aku suka kamu walaupun kamu judes dan galak”
“Memuji dan menjelekkan dalam satu kalimat ya. Mulai pintar sekarang ternyata”
Lalu dia tertawa lepas sambil memandangi air laut.
Mari kuceritakan sedikit hubungan ku dengannya. Kami adalah teman saat SMK dulu. Kami berada di salah satu organisasi yg sama. Yang dia katakan benar, aku judes serta galak dan dia lah korban kejudesan dan kegalakanku. Dulu kami seperti kucing dan anjing, tidak pernah akur, tidak pernah sependapat juga. Kedua-duanya selalu ingin menang. Hubungan kami sempat merenggang dikarenakan aku memutuskan untuk keluar dari organisasi tersebut.
Sampai pada akhirnya sekarang, semesta mempertemukan kami kembali di keadaan yg berbeda. Saat ini dia sedang cuti dari kerjaan nya. Dia bekerja di salah satu perusahaan tambang yg berada di wilayah timur Indonesia. Kerjaan yg jauh serta resiko yg sangat tinggi. Awalnya aku tidak menduga kami akan bertemu seperti ini. Karena aku hanya menanyakan “memangnya kapan reuni?” via Whatsapp dan berujung ajakan jalan serta sogokan agar mau.
Dan pantai ini menjadi saksi bisu bahwa kami yg dulu pernah tidak akur, hari ini menjadi akur. Saling tersenyum walaupun masih malu-malu.
“Tapi nggak apa-apa kan kalau nanti ldr?”, tanya nya. Aku sudah memikirkan pasti dia akan menanyakan hal ini. Aku pun masih memikirkan ini. Lalu, kujawab dengan senyum “iya nggak apa-apa kok yg penting ingat aja kalau kamu punya pacar sekarang”. Dia pun tertawa. Tawa yg semasa dulu tidak pernah kuliat. Dia yg dulu dan sekarang berbeda.
Teruntuk kamu, kamu hebat telah membuat ku jatuh cinta dalam sekejap. Kuharap kedepannya akan tetap terus bersama dan tak akan mengecewakan.